Materi BK Perkembangan Pendidikan dan Karir
Pengertian Kehidupan Pendidikan dan karir Mengapa insan berguru dan bekerja
Pada hakikatnya insan selalu ingin tahu, dengan demikian mereka selalu berupaya mengejar ilmu pengetahuan. Atas dasar hakikat inilah maka insan senantiasa terus belajar, mencari tahu banyak hal. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan (belajar) seumur hidup, yang artinya ialah insan itu senantiasa terus berguru sepanjang hayat.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman berguru yang dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupunluar sekolah. Berkaitan dengan perkembangan penerima didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai penerima didik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau kehidupan masyarakat. Sedang kehidupan karir merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (dalam Sunarto.2002:191) bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan perjaka memasuki dunia kerja. Peristiwa seseorang remaja masuk dunia kerja merupakan awal pengalamannya dalam kehidupan berkarir. Pada hakikatnya kehidupan remaja di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan karirnya.
Siswa Sekolah Menengah Pertama rata-rata berusia 12-14 tahun atau pada usia remaja awal. Mereka mulai mengenal sistem gres dalam sekolah, antara lain dengan perkenalan dengan banyak guru yang mempunyai aneka macam macam sifat dan kepribadian. Hal ini memperlihatkan perlunya kemampuan untuk mengikuti keadaan terhadap situasi yang beragam. Mereka juga mulai mengenal aneka macam mata pelajaran yang harus dipelajari dengan aneka macam karakteristiknya. Di Sekolah Menengah Pertama belum ada problem ihwal pemilihan jurusan tetapi sanggup menghadapi problem ihwal melanjutkan pendidikan. Sedangkan bagi siswa SMA/SMK yang berusia sekitar 15 -18 tahun menghadapi kedua problem tersebut, atau pilihan pekerjaan setelah lulus.
Faktor ekonomi turut menentukan keberhasilan pendidikan dan karir anak, lantaran berkaitan dengan pembiayaan pendidikan. Banyak remaja berkemampuan tinggi tetapi tidak sanggup menikmati pendidikan yang baik disebabkan keterbatasan ekonomi.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang pribadi besar lengan berkuasa terhadap kehidupan pendidikan dan harapan remaja.Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan cukup tinggi, akan sangat besar lengan berkuasa terhadap pembentukan sikap dan sikap kehidupan pendidikan dan pola pikir dalam menghadapi karir. Lingkungan pergaulan sobat sebaya memperlihatkan imbas pribadi terhadap kehidupan masing-masing remaja. Lingkungan sobat sebaya akan memperlihatkan peluang bagi remja untuk menjadi lebih matang.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman berguru yang dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupunluar sekolah. Berkaitan dengan perkembangan penerima didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai penerima didik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau kehidupan masyarakat. Sedang kehidupan karir merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (dalam Sunarto.2002:191) bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan perjaka memasuki dunia kerja. Peristiwa seseorang remaja masuk dunia kerja merupakan awal pengalamannya dalam kehidupan berkarir. Pada hakikatnya kehidupan remaja di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan karirnya.
Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karir
Belajar akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita ihwal jenis pekerjaan di masa tiba merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan untuk belajar. Pada usia remaja, telah mulai terang citra harapan sampaumur nanti. Oleh lantaran itu sanggup dikatakan bahwa remaja telah mempunyai minat yang terang terhadap jenis pekerjaan tertentu. Untuk itu remaja secara sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekerjaan yang dicita-citakan itu memerlukan sarana pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki. Pada dasarnya berguru atau mengikuti pendidikan tertentu merupakanpersiapan bagi remaja untuk memasuki dunia kerja. Hal inilah yang sering membingungkan remaja menentukan pilihan jenis pendidikan yang akan diikuti.Siswa Sekolah Menengah Pertama rata-rata berusia 12-14 tahun atau pada usia remaja awal. Mereka mulai mengenal sistem gres dalam sekolah, antara lain dengan perkenalan dengan banyak guru yang mempunyai aneka macam macam sifat dan kepribadian. Hal ini memperlihatkan perlunya kemampuan untuk mengikuti keadaan terhadap situasi yang beragam. Mereka juga mulai mengenal aneka macam mata pelajaran yang harus dipelajari dengan aneka macam karakteristiknya. Di Sekolah Menengah Pertama belum ada problem ihwal pemilihan jurusan tetapi sanggup menghadapi problem ihwal melanjutkan pendidikan. Sedangkan bagi siswa SMA/SMK yang berusia sekitar 15 -18 tahun menghadapi kedua problem tersebut, atau pilihan pekerjaan setelah lulus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan dan Karir
1. Faktor Sosial Ekonomi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karir anak. Kondisi sosial yang menggambarkan status orang bau tanah merupakan faktor yang “dilihat” oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan. Secara tidak pribadi keberhasilan orang tuanya merupakan pola bagi anak, sehingga dalam menentukan pilihan pendidikan dan karir tersirat untuk mempertahankan kesuksesan orang tuanya. Di samping itu, secara eksplisit orang bau tanah memberikan harapan hidup anaknya yang tercermin pada dorongan untuk menentukan jenis sekolah atau pendidikan yang diidamkan oleh orang tua. Umpamanya, orang bau tanah menginginkan anaknya menjadi dokter, polisi, hebat teknik mesin.Faktor ekonomi turut menentukan keberhasilan pendidikan dan karir anak, lantaran berkaitan dengan pembiayaan pendidikan. Banyak remaja berkemampuan tinggi tetapi tidak sanggup menikmati pendidikan yang baik disebabkan keterbatasan ekonomi.
2. Faktor Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini mencakup tiga macam, yaitu lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan masyarakat ialah lingkungan di sekitar remaja berdomisili, contohnya lingkungan industri, pendidikan, perdagangan, nelayan, dan lain-lain. Lingkungan masyarakat akan membentuk sikap remaja dalam menentukan pola kehidupan, yang pada saatnya sanggup mempengaruhi pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karir yang diidamkan.Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang pribadi besar lengan berkuasa terhadap kehidupan pendidikan dan harapan remaja.Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan cukup tinggi, akan sangat besar lengan berkuasa terhadap pembentukan sikap dan sikap kehidupan pendidikan dan pola pikir dalam menghadapi karir. Lingkungan pergaulan sobat sebaya memperlihatkan imbas pribadi terhadap kehidupan masing-masing remaja. Lingkungan sobat sebaya akan memperlihatkan peluang bagi remja untuk menjadi lebih matang.
3. Faktor pandangan hidup.
Pandangan hidup sendiri merupakan serpihan yang terbentuk lantaran lingkungan. Seseorang dalam menentukan forum pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang melatarbelakanginya. Remaja yang berasal dari keluarga kurang bisa dan mempunyai dorongan ingin lebih mapan secara ekonomi, maka umumnya akan menentukan karir yang sanggup mendatangkan banyak penghasilan.Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pendidikan dan Karir
Perkembangan pendidikan dan karir dipengaruhi oleh kecerdasan. Dalam kenyataannya kecerdasan setiap individu berbeda-beda, maka dalam hal itu akan besar lengan berkuasa terhadap pola kehidupannya di bidang pendidikan. Dengan demikian, kehidupan pendidikan akan sangat bervariasi seiring dengan perbedaan kemampuan berpikir. Karena kehidupan pendidikan merupakan serpihan awal dari kehidupan karir, maka dengan perbedaan kehidupan pendidikan tersebut akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan karir.Perkembangan Karir Remaja
Perkembangan karir remaja berdasarkan Ginzberg (dalam Sunarto.2002:202) ada pada pilihan tentatif (11 – 17 tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap aneka macam problem dalam tetapkan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa datang. Periode tentatif ini mencakup empat tahapan, yaitu:1) Tahap minat (11 – 12 tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan kemungkinan pilihan karir yang didasarkan pada minat. Anak berguru ihwal apa yang ia suka lakukan, dan anak melaksanakan pilihan-pilihan secara tentatif atas dasar faktor-faktor subyektif, belum didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan objektif.2) Tahap kapasitas (12-14 tahun)
Remaja mulai memakai keterampilan dan kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melaksanakan pilihan dan rencana karir. Remaja mulai menilai kemampuannya berperan baik dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang diminati. Kecenderungan mengidentikkan dengan orang bau tanah berkurang, sebaliknya remaja makin cenderung mengidentikkan dengan orang lain yangmenjadi idolanya.3) Tahap nilai 915-16 tahun)
Dalam tahap ini remaja telah menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pilihan karir. Anak mulai melihat apa yang bersama-sama penting bagi dirinya, tahu perbedaan konsepsi ihwal aneka macam gaya hidup yang disiapkan oleh pekerjaan, kesadaran ihwal pentingnya waktu mulai berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap perlunya pekerjaan.4) Tahap transisi (17-18 tahun)
Dalam tahap transisi ini remaja mulai bergerak dari pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke dalam posisi yang lebih sentral. Pada tahap in anak mulai menghadapi perlunya menciptakan keputusan dengan segera, kongkrit, dan realistis ihwal pekerjaan yang akan tiba atau pendidikan yang mempersiapkannya ke suatu pekerjaan tetrtentu nanti. Anak makin bebas bertindak sehingga memungkinkan ia melaksanakan uji coba keterampilan dan bakat-bakatnya. Dalam periode pilihan realistis remaja telah hingga pada tahap eksplorasi, yaitu mencari aneka macam alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu melaksanakan pilihan karir.
Advertisement